Sejarah Nenek Moyang Mengolah Bulu Dan Kulit Binatang Menjadi Pakaian

Pada zaman kuno, kelangsungan hidup bergantung pada keterampilan pertanian dan perburuan belaka, dan lelaki primitif itu dengan cepat menemukan cara mengeksploitasi persembahan alam.

Untuk selamat dari musim dingin yang keras, nenek moyang kita mengolah bulu dan kulit binatang yang mereka buru menjadi pakaian. Menyadari bahwa mangsa mereka memiliki lebih banyak untuk ditawarkan daripada daging biasa, lelaki primitif itu mulai menjinakkan dan menumbuhkan hewan di sekitar rumahnya dan mengkhususkan diri dalam pembuatan pakaian yang tahan lama dan andal dari kulit binatang dan bulu binatang. Jika kamu membutuhkan informasi terkait Pabrik Label Sticker silahkan kunjungi galtyslabelsticker.com

Sejarah Nenek Moyang Mengolah Bulu Dan Kulit Binatang Menjadi Pakaian

Kulit lebih ringan, lebih kuat dari bulu, dan terbukti sangat cocok untuk pakaian. Namun, pemrosesan kulit membutuhkan banyak waktu dan keterampilan. Pertama, kulit binatang itu harus disembuhkan, dikuliti, dibersihkan, dan dikeringkan dengan benar. Setelah sembuh, kulit diperlakukan dengan garam untuk pengawetan dan dikirim ke penyamakan kulit untuk diproses lebih lanjut.

Karena kulit yang diperoleh dari hewan liar, sapi atau babi terbukti sangat kuat dan kompak, kulit mulai digunakan untuk membuat pelindung tubuh, sepatu bot, pelana, aksesoris berburu, dan bahkan senjata, seperti sling atau busur. Kulit tahan air digunakan untuk membuat atap, penutup tenda atau penerima dan wadah seperti botol atau ember. Orang Viking yang perkasa bahkan menutupi perahu mereka dengan kulit.

Pada zaman kuno, kulit juga merupakan pengganti yang cocok untuk papirus atau kertas, karena terbukti menjadi permukaan tulisan yang bagus.

Kulit halus yang diperoleh dari burung unta, kadal, buaya atau kulit hiu diolah menjadi pakaian yang lebih mewah dan dikomersialkan.

Saat ini, proses penyamakan benar-benar otomatis dan industri. Namun, terlepas dari teknologi canggih yang tersedia, penyamakan terutama menggunakan teknik yang sama yang digunakan di masa lalu. Meskipun sangat ditingkatkan, metode modern mengolah kulit menjadi pakaian, sepatu atau aksesori lainnya bergantung pada kebijaksanaan, pengetahuan, dan keahlian para leluhur.

Tergantung pada jenis kulitnya, penyamakan modern menggunakan tiga teknik penyamakan yang berbeda. Penyamakan nabati adalah metode tertua dan menggunakan beberapa bahan kuno untuk pemrosesan kulit. Metode ini membutuhkan banyak waktu, tetapi kulit yang diproduksi sangat kuat dan tahan lama. Juga, tahan air, dan cocok untuk membuat sepatu, sepatu bot atau mantel.

Metode penyamakan yang lebih khusus terdiri dari mencelupkan kulit ke dalam lemak hewani dan minyak ikan setelah disembuhkan dan dikeringkan. Minyak diserap ke dalam kulit dan hasilnya adalah bahan yang lembut dan lentur yang menjaga kualitasnya dalam kondisi apa pun.

Metode ketiga, dan juga yang tercepat, terdiri dari merawat kulit dengan garam mineral. Kulit berkualitas tinggi dapat diperoleh melalui penyamakan semacam ini hanya dalam beberapa jam atau hari.

Kulit pernah menjadi faktor penting dalam perjuangan untuk bertahan hidup. Namun, dalam masyarakat modern, ia telah menjadi komoditas dan tidak hanya berfungsi untuk tujuan praktis, tetapi juga untuk tujuan estetika. Pakaian atau aksesoris kulit mewah seperti sarung tangan, sepatu, koper, mantel, sangat modis dan sangat diminta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *